This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 07 Mei 2016

Awsome link

Awsome link: for people who want to work online & make money easily from home

Stellenangebote, Recruiter, Stellenmarkt, Headhunting, Beruf, Personalberater

Stellenangebote, Recruiter, Stellenmarkt, Headhunting, Beruf, Personalberater: Tags: Headhunter, Personalberatung, Stellenanzeigen, Recruiting, Jobportal, Karriere, Consulting, Personalvermittlung, Stellengesuche, Bewerbungsratgeber. Bekannter Headhunter mit eigenem Karriereportal. Der integrierte Stellenmarkt mit...

Jumat, 06 Mei 2016

NISSAN Workshop Service Repair Manuals Downloads on Pinterest...

NISSAN Workshop Service Repair Manuals Downloads on Pinterest...: Nissan Skyline GTR Workshop Manuals R32, R33, R34 | See more about Nissan, Nissan Skyline and Workshop.

Rainbow star nipple shield | Rainbows, Stars and...

Rainbow star nipple shield | Rainbows, Stars and...: Rainbow star nipple shield. #accessories #bodyjewelry #piercing #jewelry #piercings #bodymod #nipplejewelry #nippleshield ♥ $10.49 via OnlinePiercingShop.com | See more about...

355win.com Adalah Agen Taruhan Bola Terpercaya, Agen Bola,...

355win.com Adalah Agen Taruhan Bola Terpercaya, Agen Bola,...: 355win.com Adalah Agen Taruhan Bola Terpercaya, Agen Bola, Agen Casino Sbobet, Agen IBCBET Terpercaya , Agen judi bola terpercaya ,...

Cerita seks dengan tanteku

Cerita seks dengan tanteku-Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.
Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.
Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.
Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
“Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku.
Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“Rano… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.
Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.
Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.
Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
“Ranoo… Rano.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.
“Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:
“Rano tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
“Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia.
“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.”
Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“Rano… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… Rano siap”.
Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Tante Lia menghentikan gerakannya .
“Gimana rano… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.
Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…
- See more at: http://355win.com/

Jumat, 29 April 2016

Berondong Pemuas Nafsu Tante

Cerpensex | Saat ini aku kuliah disalah satu universitas, sebagai cowok aku biasa-biasa saja tapi
menurut teman-teman wanitaku aku tampan. Pendapat teman-temanku yang mengatakan aku tampan
membuatku PD untuk bergaul lebih. Bahkan sekarang aku sudah berani menggoda tante-tante
yang suka dugem. Pernah juga aku alami ngentot dengan tante Silvi ditoilet salah satu
diskotik, karena tante Silvi sudah horni banget dan langsung mnggeretku kekamar mandi
untuk memuaskan nafsunya. Aku tanpa menolak pun langsung melayani liarnya nafsu tante
Silvi. Karena aku mendapat dua keuntungan yaitu menikmati tubuh tante Silvi dan juga aku
mendapatkan uang dari tante Silvi.



Cerpen Sex Berondong Pemuas Tante
Namun setelah hubunganku bersama tante silvi berakhir karena suaminya sudah pulang dari
luar negri, aku bingung dengan siapa aku mendapatkan kenikmatan secara gratis dan juga
mendapatkan uang. Dan timbullah keinginanku untuk iseng jalan-jalan ke mall yang biasa
banyak tente-tante nongakrong. Selesai pulang kuliah aku langsung menuju kesebuah mall,
dan nongakronglah aku disebuaf café yang ada dimall. Setelah lama aku lihat-lihat, aku tak
menemukan seorang pun tante yang sedang nongakrong juga, aku pun berniat untuk pulang.
Diperjalananku keluar mall, dari kejauhan aku melihat sosok wanita sekitar 37 tahunan
sedang asik disebuah conter HP. Mungakin sit ante sedang memilih HP untuk dibelinya.
Aku yang tak punya niat untuk beli HP pun langsung menuju ke conter temapt tante tersebut.
Aku berpura-pura menanyakan kepada kariawan conter suatu HP yang pastinya sudah aku
pikirkan tidak ada diconter tersbut. Aku duduk persis disamping tante tersebut, sungguh
indah badantante tersebut. Baju yang tante kenakan sangat setrit sekali dengan pasangan
rok yang sangat minim sekali sehingga paha putih mulus tante dapat terlihat dengan jelas.
Payudara tante itu juga sangat montok sekali, sehingga adik kecil yang ada didalam
celanaku pun langsung berdiri tegak.
Kepala tanggung, karena penisku sudah tegang dibuat oleh tubuh molek tante, aku pun
memeberanikan diri untuk menyapa tante itu “Lagi cari HP apa tante??” tanyaku. “Eeeehhh…
ini lagi cari HP yang seperti ini (sambil menunjukan sebuah HP)” jawab tante. Oooowh…itu
HP bagus tante, keluaran terbaru lhoo tante” candaku biar semakin akrab dengan tante.
“Iyhaaa…makanya tante langsung mencari HP ini ketik tante tau HP ini sudah keluar
kepasaran” jawab tante. “Aaahh jadi pengen tante” ucapku sambil tersenyum. “Hehe…Pengen
yaaa???” ujar tante. “Iyha pengen tante, habis bagus siiih” jawabku. “Ini kalau pengen”
ucap tante tersebut sambil memberiku secarik kertas yang bertuliskan nomer HP.
Setelah selesai membayar Hp yang dibeli tante tersebut, tante lekas pergi meninggalkanku.
Dan aku semakin dibuat penasaran dengan tante tersebut. Apa mungakin ini pengganti dari
tante Silvi?? Ucapku dalam hati. Setelah tante pergi entah tak tau kemana, aku pun
langsung pulang, dan berniat nanti malam aku akan langsung menghubungi nomer telpon yang
tante berikan tadi dimall. Dan malam pun Tiba dan langsung aku menelpon nomer tante
tersebut.

Baca JUga Cerita Sex Lain nya di CeritasexTerbaru.Net

“halooo ini tante yg diplaza tadi ya.??”
iaa, ni siapa yaa ?’
“ini aku yg tadi ngbrol dengan tante di toko Hp tadii”
“oogh,iyhaaa aku ingat.??”
“oya,nama kamu siapa??”
“aku Rio tan , nama tante siapa? tante tinggal dmna.?? Uda berkelurga ya tan.? Maaf banyak
tanya ya tan, habis nya gerogi ngmong dengan tante yg cantik dan sexy. hehehe”
“aaahk, Rio bisa aja mengoda tante, panggil aja Tante Indri, tante uda berkluarga kog Cuma
suami tante tinggal diluar kota. Tante tinggal di Perumahan Taman SetiaBudi”
Panjang lebar kami mengbrol dengan tante itu, diakhir telepon aku berani kan diri bertanya
dengan tante itu.
“tan, kapan² aku boleh main kerumah gak tan.??”
“hmmm, boleehh datang aj kapan kamu mau, tpi kalo mau datang hub tante aja dulu yaa, biar
tante bersiap-siap pakai pakaian yang sexyy , hehehe”
jatung ku berdetak kencang saat tante itu menjawab seperti itu serasa dapat Harta karun.
“ahkk, tante bisa aja bercanda yaa, ya da selamat malam ya tan.”


Lusa nya tepat nya jam 7 malam,aku menelepon tante tersebut dan hendak mau kerumah nyaa.
tante itu pun meng ia kan , dan aku segera meluncur kerumah nya. Sesampai di rumah tante
itu, bahh, rumah nya mewah bangett, tamannya cukup asri. Aku memencet tombol rumah nya,
dan langsung diosuruh masuk oleh pembantu nya. Aku duduk di ruang tamu dan datang la
sesosok wanita yg berdadan cantik bangett, ternyata itu Tante Indri, aku diam menatap
tante itu. Looh, kog melamun, ayukk kita makan dulu diluar,kamu bisa bawak mobil kan.?’.
“iiiaaa iaaa tan, dengan groggi bercampur gugup aku menjawab nya”


Kemudian kami makan malam diluar disana aku bukan hanya makan tapi melamunin tubuh tante
tersebutt, gak kebayang kalo aku bisa ngentot dengan tante ini. Setelah makan kami selesai
kami pulang kerumah tante, “tan, kenapa baju tante gak diganti dengan baju rumahan, kan
lebih nyaman pakai baju biasa tant,?”. biar saja pakain baju ini, biar kamu tertarik dan
terpcaing untuk membuka baju tante dengan sendirinya, pancing tante trsebut dengan
genitnya.

Kunjungi JUga CeritaSexHot.Org

Kami duduk berhadapan diruang tamunya,dan aku melamun hampir 3menit melihat body tante yg
aduhaaai ini. Saat itu aku kaget pada saat aku melamun terdengar aku suara desahhan
perempuan yg membuat aku sadar ternyata itu dari video Hp tante itu, dan tante itu puin
mendekati aku, dan memacing aku.


“Rio,kamu mau gak puasin tante malam ni,? Malam ni kamu tidur dirumah tante saja, kita
ngentot satu malam ini, puaasiinn tanteeee” bisik tante ini dikupung aku
“akkuu takut tan, ntar pembantu tante tauuu”
“tenang aja pembantu tante uda tante suruh didalam kamar saja dan tidak akan memberitau
kepada suami tante” aku pun mendapat angin sejuk. Tante itu pun menjilati kuping aku dan
tangannya pun naik turun dari atas kepala ku kebawah paha ku, tante itu terus memancing
aku dan menari nari erotis di depan aku, Setelah menari tante itu pun duduk diatas
pangakuan aku duduk diatas kedua paha aku, dan kami berciuman memainkan lidahh beradu
lidah satu sama lain, sambil berdesahh, aahkkk, hmmmmm ahkkk ahh ahh,
Aku pun tak mau kalah , aku remas-remas tetek yg besar itu, aku buka kancing baju nya dan
aku buka baju nya, terlihat BH tante yg sexy dengan motif² yang bagus, aku buka BH tante
itu danm terlihat tetek yg Indah dan langsung aku emut emutt, aku jilatinn aku mainkan
teteknya, sehingga membuat tante tersebut mendesah.

Kunjungi JUga CeritaSexTerbaru.ORG

“Aahk ahhh ahhh , Rio puasin tantee malam ini sampai pagii.. Aahhh ooh yess…isap yg kuat ,
emut pentil tante sayangg,,,,,ahh ahhh uhhm…..”
sambil aku isap tetek nya sambil aku peluk tante itu dan aku remas remas pantatnya yg
montok itu,
Tak lama kemudian kami berdiri kami berciuman lagi sambil mengoyangakan badan kami.
tante uda gak tahan sayangg , ayukk kentotin tante sayangg,.
“ia tante sayang aku juga uda gak tahan.. “
aku buka celana tante , telihat G-string tante yg model nya hanya tertutup bagian pepek
saja, aku buka, dan langsung aku jilat jilat pepek tante,
hmm , harum sekali pepek tante, aku suka tantee,
ia sayang emut teruss jilat teruss buat tante terbang kelangit ketujuh sayang..
ahhh.. oooh yess baby, emutt sayang jilattiin terusssssss.
“Ahhh ahhh ahhh ohh yess uhhm .. aaaaaaaaaaaaaaahhk, tante uda orgasmee niiiih sayangggg”
desah tante m’buat aku semakin bergairah,

Kunjungi JUga CeritaSexPembantu.com

kemudian tante berdiri dan mebuka celana aku dan sempak aku. tante tersebut kaget melihat
ukuran kontol aku yg cukup besar dan gemuk, tag tahan tante melihat langsung diemut nya
kontol aku, sluppp sluppp slrupp, bunyi kontol aku yg keluar masuk dari mulut tante ,
tann, aku gak tahann, ayuuk kita ngentot tann,, ia sayangg , sambil dicium nya aku, dan
aku pun mulai memasukan kontol aku kepepek tante itu, sayangg pelan pelan ya masukin nya,
kontol kamu gemuk bget sayang.Cerpen Sex

“ia tante ku sayangg, blesssssss akhirnya kontol aku pun masukk, aahhh yess babyy, sayangg
puasin tantee sekarang”
“ia tante. Aku mengoyang goyang kan pinggul ku kami melakukan posisi MON.
“ahh yess ahh ahhh ahh yess, hhmm kontol kamu enak banget sayangg, ahhhh yesss , ooohh
ouhhh, hmmmm.”
“sayang ganti posisi, sekarang tante yg akan mengoyangakan kamu sayang, kamu dimaktin aja
pepek tante ya sayaannnnnnngg.”
“Pelan pelan dimasukin , ahhhhh, tan, rasa nya kontol aku dipijit pijit” digoyangakan nya
pantat tante yg montok, sambil aku isap isap tetek tante.
“Sayangg isap in tetek tante yaa, emutt teruss, ia tan.”
“ahhhhhh ooohhh yesss, ahhh ahhh ahhk oooughhhhhhhhhhyess.”
Tak lama kemudian “Tann, aku mau keluar ini, ahhh ahhhhhoohhh ,,
“ia sayang tante jugaa, kamu keluari didalm aja yaa, tante pengen rasain manik kamu didlam
sayangg.”
“iyha tann”
Tante pun mulia mengoyang-goyangakan dengan nikmatnyaa.
“aaaaahh ahhh ahhhkkk yesss yesssssss, aaahh ahhh tannnn , akkkuu keluaaaarrrrr ni,,
aahhhh ahh oughhhhhhhhhhh.”

BAca Juga Cerita Sex Majikanku Dan Temannya 1

kami pun berpelukan posisi tante di atas tubuh ku, Rio sayangg, biarinn dulu yaa kontol
kamu nancep dipepek tantee,, pepek tantee masiih mau di entot lagiii. kami pun istirahat
sejenak dan posisi tidak berubah. Nikmatt bangett pepek tanteee, aku berbisik ditelinga
tante, dan aku cium kening nya.– Cerita Sex Indonesia ; Cerita Mesum; Cerita Sex Panas ; Cerita Porno ; Cerita Bokep ; Cerita Sex ; Cerita Hot ; Cerita Panas Indonesia ; Cerita Dewasa ; Cerita Seks, Cerita Hot Terbaru, Kisah Sex.

Cerita Sex MamaLestari Memang Hot

Media Dewasa Cerita Sex | Cerita Dewasa | CerSex | Cerita Seks | Cerita Sex Terbaru | Cerita Sex Tante | Cerita Sex Stw | Cerita Sex Ibu Lestai Hot Menggoda – Kejadiannya 13 tahun yang lalu, saat aku masih kuliah disebuah kota S di P. Aku mempunyai teman satu angkatan satu jurusan Yon namanya, berasal dari kota W. Kami begitu lengketnya, study, ngobrol, jalan ngalor-ngidul, ngapelin cewek satupun sering bersama. Sampai kecewapun sering bareng-bareng. Yon si anak “bocor” tapi baik hati itu tinggal dirumah tantenya (yang biasa aku panggil Ibu Tari) yang hanya punya anak gadis semata wayang. Itupun begitu lulus S1 Manajemen perusahaan langsung dilibas habis kegadisannya sama pacarnya, dalam suatu perkawinan, terus diboyong ke Jakarta.
Cerita Sex
Cerita Sex | Tinggallah Ibu Tari ini dengan suaminya yang pengusaha jasa konstruksi dan trading itu dengan pembantu dan sopir. Kebetulan Yon ini keponakan kesayangan. Wajar saja dia suka besar kepala karena jadi tumpahan sayang Ibu Tari. Sampai suatu saat dia minta tinggal di luar rumah utama yang sebenarnya berlebih kamar, ya si tante nurut saja. Alasan Yon biar kalau pulang larut malam, tidak mengganggu orang rumah karena minta dibukakan pintu.
Ruang yang dia minta dan bangun adalah gudang di sebelah garasi mobil. Dengan selera anak mudanya dia atur interior ruangan itu seenak perutnya. Setengah selesai penataan ruang yang akhirnya jadi kamar yang cukup besar itu, sekali lagi Yon menawarkan diri agar aku mau tinggal bersamanya. Saat itu Ibu Tari, hanya senyum-senyum saja. Seperti dulu-dulupun aku menolaknya. Gengsi sedikitlah, sebab ikut tinggal di rumah Bu Tari berarti semuanya serba gratis, itu artinya hutang budi, dan artinya lagi ketergantungan. Biar aku suka pusing mikirin uang kost bulanan, makan sehari-hari atau nyuci pakaian sendiri, sedikitnya di kamar kostku aku seperti manusia merdeka.
Cerita Dewasa | Tapi hari itu, entah karena bujukan mereka, atau karena sayangku juga pada mereka dan sebaliknya sayang mereka padaku selama ini. Akhirnya aku terima juga tawaran itu, dengan perjanjian bahwa aku tidak mau serba gratis. Aku maunya bayar, walaupun uang bayaran kostku itu ibarat ngencingin kolam renang buat Bu Tari yang memang kaya itu. Toh selama ini aku menganggap rumah Bu Tari ini rumah kostku yang kedua, sebelumnya sering juga aku menginap dan nongkrong hampir setiap hari di sini.
Ada satu hal sebenarnya yang ikut juga menghalangiku selama ini menolak tawaran Yon atau Bu Tari untuk tinggal di rumahnya. Entah kenapa aku yang anak muda begini, suka merasakan ada sesuatu yang aneh di dada kalau bertatapan, ngobrol, bercanda, diskusi dan berdekatan dengan Bu Tari. Perempuan yang selayaknya jadi tante atau bahkan ibuku itu.
Bagiku Ibu Tari bukan hanya sosok perempuan cantik atau sedikitnya orang yang melihatnya akan menilai bahwa semasa gadisnya Bu Tari adalah perempuan yang luar biasa. Bukan hanya sekedar bahwa sampai setua itu Ibu Tari masih punya bentuk tubuh yang meliuk-liuk. Senyumnya, dada, pinggang, sampai ke pinggulnya suka membuatku susah tidur dan baru lega jika aku beronani membayangkan bersetubuh dengannya. Jika aku beronani tidak cukup kalau cuma keluar sekali saja.
Gejala apa ini, apakah wajar aku terobsesi sosok perempuan yang tidak hanya sekedar cantik, tapi berintelegensi bagus, penuh kasih dan nature. Buatku secantik apapun perempuan jika tidak punya tiga unsur itu, hambar dalam selera dan pandanganku. Seperti sebuah buku kartun yang tolol dan tidak lucu saja layaknya. Malangnya Ibu Tari memiliki semua itu, dan lebih malangnya lagi aku. Di bawah sadar sering aku diremas-remas iri dan cemburu jika melihat Ibu Tari berbincang mesra atau melayani Pak Bagong, suaminya. Begitu telaten dan indah. Gila!
Selama aku tinggal di rumah Bu Tari itu, pada awalnya semua biasa saja. Perhatian dan sayang Bu Tari kurasakan tak ada bedanya terhadapku dan Yon. Kupikir semua ini naluri keibuannya saja. Tetapi semua itu berjalan hanya sampai kurang lebih 4 bulan.
Di suatu malam dari balik jendela kamarku kulihat beberapa kali Ibu Tari keluar masuk rumah dengan gelisah menunggu Pak Bagong yang sampai jam 22.00 belum pulang. Sebentar dia kedalam sebentar keluar lagi, duduk dikursi, memandang kejalan dengan muka gelisah, membalik-balik majalah lalu masuk lagi. Keluar lagi. Kuperhatikan belakangan ini Ibu Tari begitu murung. Ada masalah yang dia sembunyikan. Senyumnya sering kali getir dan terpaksa.
Aku beranjak ke kamar mandi untuk pipis. Buku Nick Carter yang sejak tadi membuat penisku tegang kugeletakkan dimeja. Tapi begitu aku kembali ternyata Bu Tari sudah duduk di kursi panjang di kamarku memegang buku itu. Aku hanya meringis ketika Bu Tari meledekku membaca buku Nick Charter yang pas dicerita ah.,eh.,oh kertasnya aku tekuk. Sesaat setelah kami kehabisan bahan bicara, muka Bu Tari kembali mendung lagi. Dia berdiri, berjalan ke sana sini dengan pelan tanpa suara merapikan apa saja yang dilihatnya berantakan. Sprei tempat tidur, buku-buku, koran, majalah, pakaian kotor dan asbak rokok. Ya maklum kamar bujanganlah. Aku pindah duduk dikursi panjang lantas mematung memperhatikannya. Seperti tanpa kedip. Semua yang dilakukannya adalah keindahan seorang perempuan, seorang ibu.
Setelah selesai, sejenak Bu Tari hanya berdiri, melihat jam didinding lalu menatapku dengan mata yang kosong. Aku coba untuk tersenyum sehangat mungkin. Bu Tari duduk di sampingku. Mukanya yang tetap murung akhirnya membuatku berani bicara mengomentari sikapnya belakangan ini dan bertanya kenapa? Bu Tari tersenyum hambar, menggeleng-gelengkan kepala, diam, menunduk, menarik napas dalam dan melepasnya dengan halus. Sunyi. Seperti ingin to the point saja, Bu Tari menceritakan masalah dengan suaminya.
Seperti kampung yang diserbu provokator dan perusuh saja, otakku tercabik-cabik, terbuka. Hubungan Bu Tari dengan suaminya selama ini ternyata semuanya penuh kepura-puraan. Kemesraan mereka semu tak bernurani, bagai sebuah ruangan setengah kosong, dan setengahnya lagi sekedar keterpaksaan pelaksanaan kewajiban saja. Bu Tari berada di dalamnya. Suaminya tahu tapi seperti sengaja membiarkannya memikir, menghadapi dan menyelesaikannya sendiri. Menerima keadaan.
Entah karena kesepian, butuh orang sebagai tumpahan hatinya yang kesal dan rasa disia-siakan. Bu Tari menceritakan bahwa Pak Bagong sudah lama mempunyai istri simpanan di sebuah perumahan menengah pinggir kota. Tak pernah hal ini dia ceritakan kepada siapapun juga kepada anaknya sendiri Mbak Clara di Jakarta. Sama dengan kebanyakan istri-istri pejabat yang walaupun tahu suaminya punya simpanan perempuan, Bu Tari hanya bisa menahan hati. Konon katanya, justru sebenarnya banyak istri pejabat yang malah mencarikan perempuan khusus untuk dijadiakn simpanan suaminya sendiri, demi keamanan, “nama baik” dan jabatan. Biar si suami tidak asal hantam dan makan sembarang wanita. Toh, Istri tahu atau tidak, terima atau tidak, si suaminya dengan jabatan, uang dan kelelakiannya dapat melakukan apa saja pada perempuan-perempuan yang mau. Semua itu seperti permaisuri yang mencarikan selir untuk suaminya sendiri.
“Dia ingin punya anak laki-laki Win (Win nama palsu saya)” Begitu ucap Bu Tari malam itu.
Matanya mulai berkaca-kaca. Dulu Bu Tari memang suka bercerita betapa inginnya dia punya anak laki-laki yang banyak. Dia suka menyesali diri kenapa Tuhan hanya memberinya satu anak saja.
“Apakah itu alasan yang wajar Win” Ucapnya lagi.
Kedua tangannya memegang tangan kananku dan matanya yang memelas lurus menatapku. Seolah meminta dukungan bahwa kelakuan Pak Bagong salah. Aku bingung. Mau ngomong apa, seribu kata aduk-adukan diotak hingga aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
Diluar dugaanku, tangis Bu Tari malah meledak tertahan. Dia jatuhkan mukanya ke pundak kiriku. Aku bingung, tapi naluri lelakiku berkata dia teraniaya dan butuh perlindungan, hingga akhirnya tanganku begitu saja merengkuhnya. Bu Tari malah membenamkan wajahnya ke dadaku. Aku elus-elus punggungnya dan dengan pipiku kugesek-gesek rambutnya agar dia tenang. Kucium wangi parfum dari tubuh dan rambutnya.
Sesaat rasanya, sampai akhirnya Bu Tari menarik mukanya dan memandangiku dengan senyumnya yang gusar. Aku ikut tersenyum. Ada malu, ada rasa bersalah, ada pertanyaan ada kehausan di mata Bu Tari, dan ada yang menyesakan dadanya. Entah rasa sayang atau sekedar untuk menetralisir hatinya, aku usap air matanya dengan jariku. Bu Tari hanya diam setengah bengong menatapku. Hening. Sepi.
“Ibu bahagia sekali win kamu mau tinggal disini. Entah bagaimana rasanya rumah ini kalau tak ada kamu dan Yon. Sepi.
Tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Mungkin ibu bisa mati sedih dirumah sebesar ini” Ucap Bu Tari pelan tertunduk murung.
“Kenapa Ibu baru menceritakannya sekarang?” Ucapku.
“Untuk apa?” Ucap Bu Tari menggeleng-geleng.
“Setidaknya beban Ibu dapat berkurang”.
“Buat Ibu cukup melihat Kamu dan Yon ceria dan bahagia di rumah ini. Kalianlah yang justru membuat Ibu betah di rumah. Untuk apa Ibu harus mengurangi semua itu dengan masalah Ibu. Ibu sayang pada kalian”. Ucap Bu Tari sambil memegang jari tanganku.
Aku membalasnya dengan meremas jari jemarinya pelan.
“Kamu sayang pada Ibu kan Win? Tanya Bu Tari menatapku.
Aku menggangguk tersenyum. Bu Tari tersenyum bahagia. Lalu entah kenapa aku nekat begitu saja mendekatkan mukaku, mencium kening dan pipinya dengan lembut. Kulihat wajah Bu Tari yang surprise tapi diam saja.
“Bu Tari marah?” tanyaku.
Dia menggeleng-geleng dan malah balas menciumku, menyenderkan kepalanya miring di pundakku dan melingkarkan tangan kanannya di pinggangku. Kupeluk dia. Lama sekali rasanya kami saling berdiam diri. Tapi aku merasakan kedamaian yang luar biasa. Sampai akhirnya suara motor Yon yang katanya habis diskusi di kelompok studinya tiba dan suara pintu gerbang terbuka.
Sejak kejadian malam itu hubunganku dengan Bu Tari jadi kian aneh. Mungkin awalnya hanya sekedar memperlihatkan rasa sayang dan cinta layaknya seorang anak pada ibunya dan sebaliknya. Walau dengan diam-diam disetiap kesempatan yang ada kami saling tidak menyembunyikan semua itu. Bertatapan dengan mesra, bercanda dan saling memperhatikan lebih dari dulu-dulu.
Tapi seperti air yang tak diatur, semua mengalir begitu saja. Kian lama Bu Tari dan aku berani saling mencium. Cium sayang dan lembut disetiap kesempatan yang ada tanpa seisi rumah tahu Tapi kegalauan dihatiku tetap saja tak dapat kuingkari. Sering aku bertanya sendiri sayangku, cintaku, ciumanku dan pelukanku pada Bu Tari apakah manifestasi seorang anak pada sosok ibunya, atau seorang lelaki pada seorang perempuan. Hati dan otakku setiap hari dililit pertanyaan sialan itu. Begitu menjengkelkan.
Semua itu berjalan sampai tak dapat kuingkari bahwa birahi selalu mengikutiku jika aku berdekatan dan mencium Bu Tari. Selama ini aku berusaha menekannya. Tapi itu meledak di suatu sore yang sepi.
Semula aku hanya ingin meminjam koran yang biasanya tergeletak di ruang keluarga rumah utama. Tapi saat kulihat Bu Tari tengah berdiri menikmati ikan-ikan hias aquariumnya. Tiba-tiba aku ingin menggodanya. Aku berjingkat perlahan dan menutup kedua matanya dengan tanganku dari belakang. Ibu Tari kaget berusaha melepaskan tanganku. Aku menahan tawa tetap menutup matanya. Tapi akhirnya Bu Tari mengenaliku juga. Kukendorkan tanganku.
“Wiinn kamu bikin kaget ibu saja akh..” Ucap Bu Tari tetap membelakangiku dan menarik kedua tanganku ke depan dadanya.
Bu Tari bersandar di dadaku. Kedua tanganku tepat mengenai payudaranya yang kurasakan empuk itu. Gelora aneh mengalir di darahku. Sementara Bu Tari terus mengomentari ikan-ikan di dalam aquarium, aku justru memperhatikan bulu-bulu lembut di leher jenjangnya Rambutnya yang lurus sebahu saat itu tertarik ke atas dan terjepit jepitan rambut, hingga leher bagus itu dapat kunikmati utuh. Aku berdesir. Kurasakan napasku mulai berat. Dengan bibirku akhirnya kukecup leher itu. Bu Tari merintih kegelian dan mencubit lenganku dengan genit.
“Hii. Jangan Wiinn akhh…, Merinding Ibu ah”
Dekapan tanganku di payudara dan dadanya makin kuat. Ketika kuperhatikan dia tidak marah dan tenang maka kuulangi lagi kecupan itu berulang-ulang. Kumis dan bekas cukuran di janggutku membuatnya geli. Tapi kurasakan tangan Bu Tari perlahan mencengkram erat di kedua jariku dan dia diam saja. Aku makin bernafsu. Ciuman, kecupan dan hisapan bibirku makin menjadi-jadi ke leher dan telinganya. Bu Tari mendesah memejamkan mata. Kepalanya bergerak-gerak mengikuti cumbuanku. Matanya terpejam dan napasnya menggelora. Kucari bibirnya, karena susah maka kuputar tubuhnya menghadapku dan langsung kusambar dengan bibirku. Kupeluk erat Bu Tari.
Dia menggeliat membalas permainan bibirku. Kedua tangannya memegangi bagian belakang kepalaku seolah takut aku melepaskan ciuman bibirku. Kuremas-remas payudaranya dengan tangan kananku. Bu Tari melepaskan ciumannya lalu merintih-rintih dengan kepala terdongak ke belakang seolah memberikan lehernya untukku. Dengan bibirku langsung kuciumi leher itu. Tapi tiba-tiba Bu Tari setengah menghentakan badanku seperti tengah bangun dari mimpi dan shock dia berkata, “Ya Tuhan, Wiinn…, apa yang kita lakukan?”
Bu Tari menjauhiku dan menempelkan kepalanya ke dinding menahan hati. Akupun bisu. Hening. lama sekali. Aku kian gelisah. Aku ingin keadaan itu berakhir. Aku dekati Bu Tari, memeluknya lagi. Kata-kata cinta meluncur begitu saja dari mulutku. Semua itu membuat Bu Tari bingung. Menggeleng-gelengkan kepalanya dan berlari masuk ke kamar menahan tangis.
Beberapa hari sejak kejadian itu Bu Tari tidak menyapaku. Dia selalu berusaha menghindariku. Aku bingung, aku takut dia marah. Aku takut dia menolak cintaku. Aku takut gila, mencintai ibu kost sendiri, istri orang dan perempuan yang jauh lebih tua dariku. Ditolak pula. Aku mulai murung. Tapi itu hanya lebih kurang dua minggu. Hanya sampai pada suatu malam, bulan jatuh dipelukanku saat Bu Tari lembut menyapaku dan tanpa bicara sepatah katapun menciumiku. Sejak dulu juga, jika dibalik ke”nature”annya sesekali kulihat kerling genitnya, adalah bukti bahwa sebenarnya sudah lama aku tak bertepuk sebelah tangan. Tapi Bu Tari takut bicara tentang cinta, bahwa dia sayang, merindukan dan membutuhkanku.
Selanjutnya kami selalu berusaha bersikap wajar di depan seisi rumah maupun tetangga. Satu hal yang pasti bahwa kami bisa dengan bebas saling bercerita tentang apa saja. Termasuk kebiasaanku beronani dengan membayangkan bersetubuh dengannya yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Sebaliknya dari Bu Tari aku tahu, bahwa suaminya Pak Bagong itu aneh, di ranjang bertempur tidak pernah menang tapi malah punya simpanan. Untuk mencapai orgasme jika bersetubuh dengan suaminya dia sering membayangkan bersetubuh denganku. Gila. Kami terus mengalir tanpa halangan yang berarti. Maksudku tanpa tindak-tanduk yang dapat menimbulkan kecurigaan orang seisi rumah maupun tetangga.
Sampai suatu hari Pak Falcon tetangga kami yang tinggal 6 rumah dari kami melangsungkan pernikahan anaknya. Seharian itu aku dirundung nafsu dan cemburu. Seperti biasanya jika dilingkungan perumahan itu ada pernikahan maka Pak Bagong dan Bu Tari akan menjadi penerima tamu. Pak Bagong akan berbaju beskap, berjarik, blangkon dan berkeris. Bu Tari akan berkebaya, berjarik dan berselendang dengan rambut konde yang rapi. Bu Tari sendiri tahu bahwa dengan pakaian seperti itulah seringkali aku mengungkapkan kekagumanku atas kecantikan dan seks apple yang ditimbulkannya.
Rasanya aku gelisah terus melihat kesintalan tubuh Bu Tari yang terlilit pakaian adat Jawa yang ketat itu. Jika berjalan pinggulnya bergoyang-goyang mengundang sensasi. Beberapa kali kutebar pandanganku berkeliling, selalu saja kulihat ada mata tamu pria entah muda, entah tua ada yang tengah melirik atau memperhatikannya. Semua itu membuatku pingin marah saja rasanya.
Tetapi sebelum seremoni perkawinan itu usai, tiba-tiba pembantu Bu Tari, yang biasanya aku panggil Mbak Suti datang mengabarkan bahwa barusan dia terima telepon di rumah yang mengabarkan adik Pak Bagong yang tinggal di kota P mengalami kecelakaan lalu lintas. Pak Bagong, Bu Tari, Yon, Mbak Suti dan aku akhirnya pamit pulang duluan pada Pak Falcon.
Sampai dirumah, Pak Bagong dan Ibu Tari menelepon balik ke kota P melakukan konfirmasi berita. Adik Pak Bagong bersama Dorti anaknyalah yang mengalami kecelakaan. Mobilnya tertabrak bis antar kota yang selip. Dua-duanya masuk IGD rumah sakit dan Pak Bagong sebagai anak tertua di keluarganya diminta datang. Teman sekamarku Yon sendiri ingin ikut nengok. Yon naksir berat pada Dorti, pernah menyatakan cinta dua kali. Tapi dua kali pula Dorti menolak. Sementara Ibu Tari sendiri harus tetap tinggal karena besok pagi ada tim BPKP dari Jakarta yang akan datang melakukan audit di kantornya. Ibu Tari key person yang harus ada.
Pak Bagong dan Yon berangkat ke kota P dengan mobilnya dan akan mampir ke rumah Pak Sarmin supirnya dulu untuk diajak berangkat. Aku, Bu Tari dan Mbak Suti ngobrol sebentar membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada adik Pak Bagong dan anaknya. Sampai Mbak Suti menguap beberapa kali. Selama ngobrol tak pernah mataku lepas dari busungnya dada Bu Tari dengan payudaranya yang montok dan sedikit terlihat. Bu Tari tahu aku selalu memperhatikannya, tapi dia membiarkan saja, bahkan seolah justru senang dan menikmati kekagumanku, birahiku dan kegusaranku.
“Sudahlah sana tidur kalau ngantuk, aku tidak balik lagi kerumah pak Falcon kok Ti, wong hampir selesai kok”
Ucapnya. Bu Tari beranjak pergi katanya mau pipis. Ketika Bu Tari berjalan, pinggulnya yang bergoyang-goyang tak lepas mataku. Begitu padat, begitu bulat.
Mbak Suti langsung pamit tidur. Tinggallah aku di ruang tengah itu, sendiri, melamun. Sekian lama hubungan kami berjalan. Selama ini kami hanya sampai batas berpelukan, berciuman, saling tindih di ranjang dengan napas yang menderu-deru dan berujung orgasme tanpa coitus. Entah berapa kali penisku menekan-nekan dan menggesek-gesek di vaginanya yang basah di celana. Entah berapa kali spermaku membasahi celana dalamku sendiri dan celana dalam Bu Tari. Lantas walaupun penisku belum pernah sekalipun masuk ke vaginanya, kecuali hanya menggesek-gesek dan aku orgasme, masih perjakakah aku?
Langkah Bu Tari terdengar dan terus kupandangi sekujur tubuhnya yang semampai melenggok-lenggok, dari kepala sampai kaki ketika dia berjalan kearahku. Stagen di pinggangnya sudah tak ada hingga perutnya sedikit terlihat. Dadaku berdebar-debar. Berkali kali kutelan ludah.
“Kamu melihat Ibu, kaya Ibu ini apaan sih?”, ucap Bu Tari genit mengibaskan tangan kanan di mukaku.
“Ibu cantik sekali, makin seksi, seksi sekali berkebaya dan Saya terangsang sekali” Ucapku asal saja menunjuk ke penisku.
“Hus. Sekali, sekali. Daripada melamun sini pijitin Ibu”, Ucap Bu Tari duduk membelakakingiku dan menepuk pundaknya.
Aku pijit kedua pundaknya perlahan-lahan. Bu Tari kadang menggeliat keenakan.
Makin lama pijitanku makin turun, ke punggungnya, ke tulang-tulang rusuknya, ke pinggangnya. Tak lama kutarik pundaknya dan kusandarkan punggungnya ke dadaku, kutempelkan pipi kananku ke pipi kirinya. Lalu kupijit kedua pahanya, kuelus-elus dan kuremas-remas sampai ke pinggulnya. Bu Tari memejamkan matanya. Pijitan bercampur elusan kedua tanganku merambat naik dan berhenti di dadanya untuk meremas-remas buah dada yang kurasakan besar dan kenyal itu. Mukaku kugesek-gesekan di rambut dan kondenya, pipinya, dan kukulum-kulum telinganya.
Deru napas Bu Tari mulai tak teratur kadang diselingi desahan halus. Tangan kanannya mencoba meraih kepalaku, kadang mencengkram lembut rambutku. Telapak tangan kirinya digosok-gosokan kepipi kiriku. Remasan tanganku ke buah dadanya makin liar, mukaku meliuk-liuk menciumi apa saja di kepalanya. Kubuka kancing baju kebayanya. Sembulan sepertiga buah dada dari BH-nya indah sekali. Aku makin terangsang. Penisku yang berdiri sejak tadi ingin meledak rasanya. Kutarik baju kebayanya turun ke belakang hingga pundak dan lehernya bebas kuciumi dan jilati. Ibu Tari mengerang nikmat. Kulingkarkan kedua tanganku memeluknya erat-erat. Bibir Bu Tari yang setengah terbuka kusambar dengan bibirku dan kukulum habis. Ujung lidah kami beradu, kutelusuri lidahnya sampai seberapa jauh dapat masuk, ke rongga-rongga mulutnya. Begitu kami bergantian.
Aku dan Bu Tari mulai tak tahan, kurebahkan dia disofa. Kutelusuri tubuhnya, kuciumi dari muka, dada, perut paha, dan betisnya yang masih dibalut kain jarik. Naik lagi dan kutindih Bu Tari. Erangannya makin merangsangku. Kubuka ikat pinggangku.
“Jangan disini sayang. Nanti kalau Suti bangun…” Tiba-tiba ucap Bu Tari tak menyelesaikan kalimatnya. Kami berdiri.
Bu Tari melepas ritsluiting celanaku, memasukan tangannya ke celana dalamku dan meremas-remas penisku yang tegang dengan geregetan.
“Heemm” Ucapnya lalu membimbingku masuk ke kamarnya berjalan mundur dengan memegang dan menarik penisku. Itu membuat kami tertawa.
Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat. Kubuka bajuku dan Bu Tari setengah menunduk membuka celanaku lalu mencari penisku. Begitu dapat langsung dimasukan ke mulutnya, dijilati dihisap-hisap, diciumi dan kadang dikocok-kocok dengan tangannya. Yang begini belum pernah dia lakukan. Aliran kenikmatan merambat sampai ubun-ubun kepalaku. Aku memberinya isyarat agar melepaskan penisku. Aku dipuncak nafsu dan ingin memasukan penisku langsung saja ke vaginanya, tapi dia menolak. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang yang mau berlepasan dan syaraf-syaraf di tubuhku rasanya kelojotan nikmat. Bu Tari begitu bernafsu dan nikmat memainkan penisku di mulutnya
Aku tak tahan dan minta rebahan di ranjang. Bu Tari melepas baju kebayanya. Dengan tetap BH masih di dada dan kain jariknya yang belum terlepas, mulutnya langsung mengejar burung pusakaku sampai dua biji telornyapun dia cium, jilat dan hisap. Aku makin bergelinjang, melayang-layang nikmat. Hingga dipuncaknya, aku tak sempat lagi memberitahunya kalau spermaku mau keluar. Hingga akkhh…, crott…, croot…, Crroott. Spermaku muncrat di dalam mulut Bu Tari. Tapi Bu Tari justru malah bernafsu, menelannya dan terus menghisap-hisap penisku sampai bersih, kasat dan ngilu rasanya. Aku terkejut. Bangun terduduk.
“Ibu telan? Apa ibu tidak jijik?”, Tanyaku bodoh.
Ibu Tari menggeleng, justru mukanya cerah, kepuasan terpancar di wajahnya. Aneh pikirku.
“Orang bilang, meminum air mani perjaka akan membuat perempuan awet muda. Lepas betul atau tidak yang terang Ibu sudah mencobanya barusan Sayang” Ucap Bu Tari lalu menciumiku dari muka sampai dadaku, sementara tangan kanannya terus meremas-remas penisku.
“Ayo lagi Sayang, Ibu pingin kamu puas” Ucap Bu Tari mesra. penisku yang tadi terkulai karena sudah keluar sperma dan shock mulai menegang lagi akhirnya. Bu Tari kembali mengulum dan menghisap-isap penisku.
“Kalau Ibu masih pingin, ambil semua sperma Saya” Ucapku, Ibu Tari tersenyum.
Kubuka BH-nya dan kutarik lilitan kain jariknya. Bu Tari berdiri untuk memudahkan melepas kain jariknya. Tubuhnya yang telanjang bulat langsung kuterkam, kurebahkan dan kutindih. Dua payudaranya yang besar itu kuhisap-hisap putingnya bergantian. Tangan kananku menggosok-gosok vaginanya. Kuciumi, kujilati dan kuhisap-hisap semua bagian yang menurut instingku bisa membangkitkan gairahnya. Bibir, lidah, telinga, leher, payudara, perut, pusar, paha, vagina, betis sampai ke jari dan telapak kakinya.
Tubuh Bu Tari bergelinjangan tak karuan dadanya naik-turun kelojotan. Tangan kirinya meremas-meremas payudaranya dan tangan kanannya menggosok-gosok vaginanya sendiri. Konde rambut Bu Tari hampir terlepas. Mulutku naik lagi ke atas menyusuri betis dan paha hingga akhirnya berhenti di vaginanya. Dengan kedua tanganku kusibak pelan bulu vaginanya. Kulihat belahan vaginanya yang memerah berkilat dan bagian dalamnya ada yang berdenyut-denyut. Kuciumi dengan lembut, bau divaginanya membuat sensasi yang aneh. Tak pernah ada bau seperti ini yang pernah kukenal rasanya.
Dengan hidung kugesek-gesek belahan vagina Bu Tari sambil menikmati aroma baunya. Erangan dan gelinjangan tubuhnya terlihat seperti pemandangan yang indah sekaligus menggairahkan.
“Aakhhk…, eekhh…, nikmat sekali sayang. Teruuss sayang”, Rintih Bu Tari.
Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit vaginanya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai atas kujulurkan lidahku menjilati belahan kewanitaannya. Begitu seterusnya naik turun sambil melihat reaksi Bu Tari.
“Akkhh…, Akkhh…, Akkhh…, Engghh” Bu Tari terus merintih nikmat, tangannya mencari tangan kananku, meremas-remas jariku lalu membawanya ke payudaranya.
Aku tahu dia ingin yang meremas payudaranya adalah tanganku. Begitu kulakukan terus, tangan kananku meremas payudaranya, mulutku menjilati dan menghisap-hisap vaginanya, tangan kiriku mengelus-elus pinggang, paha sampai ke betisnya yang putih mulus dan halus itu.
“Akkhh…, sudah Sayang…, sudah…, ayo sekarang Sayang Ibu sudah tak tahan akkhh…, masukan sayang, masukan” Desah Bu Tari mengerang meraih kepalaku agar menghentikan jilatan di vaginanya dan minta disetubuhi.
Tanpa harus mengulangi lagi permintaannya langsung saja aku merangkak naik, menindih tubuh Bu Tari. Bu Tari melebarkan pahanya. Penisku menuju vaginanya. Beberapa kali kucoba, memasukan, beberapa kali pula gagal. Aku tak tahu mana yang pas lubangnya, mana yang hanya belahan vagina. Tapi tangan Bu Tari segera membantu, memegang penisku, membimbing ke depan lubang vaginanya lalu berkata
“Ya itu Sayang…, disitu…, tekan Sayang tekan…, disitu…, aakkhh…, ayo Sayang…, Ibu tak tahan…, oo.., akkhh” Ibu Tari merintih ketika penisku yang kutekan masuk seluruhnya ke lubang vaginanya.
Sejenak tubuhku kaku, aku diam saja, aku nervous. Batang penisku rasanya terjepit oleh dinding vagina Bu Tari yang seperti berdenyut-denyut dan menghisap-hisap. Nikmat luar biasa. Ini yang pertama.
Bu Tari menggoyang-goyangkan pinggulnya, setengah berputar-putar dan kadang naik turun. Penisku yang tertancap di vaginanya yang setengah becek dibuat seperti mainan yang membuatnya nikmat tak karuan.
“Ayo Sayang…, ayo…, bareng-bareng Sayang… Ibu mau keluar Sayang…, ayo…, ayo..” Rintih Bu Tari dengan mata setengah terpejam dan mulutnya yang terus terbuka mendesah-desah dan kian kuat menggoyang-goyangkan pinggulnya.
Akupun terus mengimbanginya sampai tiba-tiba Bu Tari seperti terdiam dan kedua tangannya merangkul leherku kuat-kuat dan dari mulutnya keluar desahan panjang.
“Aakkhh…, Oukhh…, Engkhh…”, Bersamaan dengan rintih kepuasannya, denyutan dan hisapan vagina Bu Tari makin kuat dan nikmat rasanya.
Akupun sudah tak tahan lagi dan ingin agar spermaku segera keluar. Karenanya kunaik-turunkan penisku, kuputar-putar dan kunaik-turunkan terus hingga akhirnya croott…, croott…, crroot. “Akhh…” Bersamaan dengan muncratnya spermaku di vaginanya, kembali Bu Tari mendesah nikmat. Napasku memburu, aku lemas sekali rasanya. Sementara Bu Tari tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan pelan dan tangannya mengelus-elus rambutku.
Beberapa saat kubiarkan tubuhku menindih tubuh bugil Bu Tari tanpa tangan atau dengkulku menahan beban badanku. Penisku tetap menancap di vaginanya. Ketika ingin kucabut Bu Tari melarangnya.
“Jangan sayang, jangan dicabut dulu, biarkan ibu memiliki dan menikmatinya, peluk…, peluk…, tetap tindihlah Ibu sayang. Ibu puas, Kamu puas sayang hemm?.., nikmat sayang?..” Ucap Bu Tari sambil terus menciumiku.
Malam itu kami habiskan tidur sambil berpelukan di ranjang yang biasa Ibu Tari tidur dan bersetubuh dengan suaminya. Tapi sejak malam itu dan disetiap kesempatan yang ada kusetubuhi pula Bu Tari di ranjang yang sama. Aku tak perlu lagi hanya beronani dengan membayangkan bersetubuh dengannya, begitupula Bu Tari tak perlu lagi hanya sekedar membayangkan bersetubuh denganku jika ia melayani suaminya.
Kami baru bersetubuh di hotel jika salah satu dari kami sudah tak tahan lagi sementara kesempatan di rumah tak ada. Atau ketika obsesiku kumat untuk bersetubuh dengan Bu Tari dalam pakaian kebaya, kain jarik dan berkonde. Ini terkadang aneh, berlama-lama Bu Tari ke salon rias, begitu selesai langsung ke Hotel dan kuacak-acak sampai berantakan. (Aneh ya?!).
Sering pula jika keadaan memungkinkan, Bu Tari suka menyelinap ke kamarku untuk “fast sex”. Seks cepat dengan tetap masih berpakaian. Tandanya, Bu Tari masuk ke kamarku sudah tanpa celana dalam dan dipuncak nafsu. Ini sering terjadi jika Bu Tari sedang butuh tapi Pak Bagong tak acuh terus tidur.
Tentang vagina Bu Tari, mungkin itu yang disebut vagina empot ayam. Vagina yang tak pernah kutemui pada semua perempuan (adik-adik, Mbak-Mbak, tante-tante dan ibu-ibu rumah tangga yang muda maupun tua) yang pernah kutiduri, sampai hari ini sekalipun diumurku yang 37 tahun
Share,Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Sex Terbaru,Cerita Sex Dewasa,Foto Bugil,Foto Hot Tante,Cerita Terbaru 2016.

PartySeks

Cerita Sex Dewasa Pesta Sex
Cerita Sex Dewasa | Memang dulu aku pernah menjadi bintang kelas sewaktu SMP maka dari itu banyak wanita yang naksir
denganku, diantara wanita wanita lain Bertha yang aku akan ceritakan di bawah ini.
Cerita Sex Dewasa Pesta Sex
Perkenalkan namaku Hafiz saat ini aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta dan aku termasuk
eksekutif muda, kemarin aku ada meeting di Surabaya aku ingat bulan ini si Bertha ulangtahun. Secara
singkat dia mempunyai body yang montok dia tingginya 171 cm.
Habis meeting aku mencoba menelpon Bertha dia mengundang untuk bermain kerumahnya, langsung saja aku
cabut kerumahnya sesampainya dirumahnya banyak mobil yang parkir dan disitu sudah ramai sama teman
temannya, termasuk Danela.
Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Bertha cerita kepadaku kalau
minggu depan dia mau menikah terus Danela minggu depannya lagi, lalu Bertha cerita masa-masa dia
naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa.
Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung
saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Danela saja yang belum pulang dan orang
tuanya juga nggak ada.
Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku
sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Danela main serobot saja.
Dari belakang Danela langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Danela nggak beda jauh sama Bertha,
bedanya mata Bertha kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Danela). Punggungku terasa ada benda
kental yang bikin aku naik.
Habis itu Danela membisikan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku
kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu.
Danela langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku Dari belakang tapi tangannya sudah
langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Bertha
disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan.
Terus Bertha pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Danela ke pangkuanku dan bibirnya masih
kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan Dari bibir, kukecup terus ke bawah
sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal.
Pas kukecup di belahan buah dadanya, Danela berteriak,
“Sstt…aahh..”
Dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya
sekalian. Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah
dadanya sampai dia menggelinjang keenakan,
“sstt…sstt…aahh…”
Iklan Sponsor :
Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya.
Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD.
Terus Bertha datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja.
“Sambung di kamar aja yuk…”
Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Danela sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar
Bertha.
Terus aku telentangi Danela di tempat tidur Bertha, aku lihat Danela sudah pasrah menantang, langsung
saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Danela rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama
CD-ku sampai aku bugil ria.Cerita Sex Dewasa
“Wow…”, Terdengar teriakan Bertha kaget melihat penisku sepanjang 22 cm dan gede banget katanya
sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Danela.
Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Danela, uhh seret banget,
dan kulihat Danela menggigit bibirnya dan berteriak,
“Aakkhh…eegghh…”
Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas seprei. Rupanya dia masih Virgin
sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Danela sudah teriak.
Iklan Sponsor :
Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Danela langsung saja teriak
kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku
seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah.
Sambil menarik napas, kulihat kalau Danela sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan
sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali
vagina Danela ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejam-
pejam keenakan sambil teriak.
“Sstt…aahh…sshh…egghh…”
Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeras-kerasnya,
“Bleesshh…”
Danela berteriak, “aahh….” Kira-kira 5 menitan vagina Danela terasa seret.
Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku
semakin kupercepat sampai Danela kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Danela kurang agresif.
Terus kusuruh Danela menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru
beberapa menit Danela sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme.Cerita Sex Dewasa
Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Danela berteriak kencang sekali sembari memelukku kencang-
kencang, lama sekali Danela memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih
menancap di vaginanya.
Sekilas kulihat kalau Bertha melihatku sambil menggigit jarinya, terus Bertha mendekati kami berdua
kemudian bertanya,
“Bagaimana tadi?” Aku senyum saja sambil penisku masih kutancapkan di vagina Danela, terus Bertha
duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku.
Aku iseng, kupegang tangan Bertha terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik
dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Danela tapi penisku masih
tetap menancap di vagina Danela, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Bertha sambil matanya
terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku.
Sementara si Danela mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti
vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Bertha sementara tangannya sudah merangkul
tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang
kegelian.
Terus kuraba CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya
sampai Bertha benar-benar bugil. Terus aku suruh Bertha pegang penisku sampai muka dia kelihatan
kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan.
Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Bertha bertanya kalau
dia mau diapakan.
Aku suruh Bertha pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia
tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Bertha mulai menggesek penisku kevaginanya, pas
menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah,
“Aahh…”,
sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan
kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas.
Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Bertha diam
saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Danela tiba-tiba saja mendorong pantatku
sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedorong masuk kedalam vagina Bertha sedangkan Bertha
menjerit keras,
“aakkh sakit Hafiz, apa-apaan kamu”,
sambil badan Bertha menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku.
“Tenang Bertha kalau sakitnya hanya sebentar saja kok..”, kata Vivin menenangkan Bertha,
terus Danela malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Bertha biar tidak menahan gerakan
pinggulku. Bertha kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua
penisku.
Bertha kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu
beberapa menit sambil mencumbu Bertha biar dia tambah naik sementara Danela yang masih bugil tadi
melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil.
Tidak lama Bertha sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku
pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali.
Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Danela mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang
panjang sampai lutut terus Danela ngeloyor pergi sambil ngomong,
“Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin’,
tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Bertha masih nyengir sambil
kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya
vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh.
Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Bertha, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia
mendesah-desah lebih keras terus tangannya meraba-raba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke
atas pantatku sambil memelukku dan berteriak
“aagghh…”, kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari
vaginanya hingga menambah rasa nikmat.
Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-
pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. ceritasexdewasa.org Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi
lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum
manis.
Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu
kulihat Bertha sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan
mengikuti irama genjotanku.
Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi
kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar.
Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia
erat-erat sambil teriak,
“Aargghh.. eegghh..”,
kemudian Bertha juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Bertha sampai Bertha gelagapan
nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Bertha erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus
kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek
karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Danela yang keras dan tiba-tiba tadi.
Sementara itu Danela kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Bertha itu ketinggalan
dompet terus kebetulan Danela juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Danela masuk ke kamar terus
menanyakan aku,
“Mau kenalan nggak sama temanku?”
“Masa aku bugil begini mau dikenalin'”, jawabku.
“Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Bertha tadi”, jawab Vivin santai.
Aku bengong saja, terus Danela membisikan sesuatu ke Bertha terus Bertha mengangguk sambil tertawa
cekikikan terus Bertha membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich.
Lalu Danela dan Bertha yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke
kamar Bertha sambil matanya ditutup pakai T-shirt Danela. Setelah itu Danela kasih isyarat ke aku biar
diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur.
Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Danela bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati
saja.Cerita Sex Dewasa
Christ mengangguk saja lalu Danela menyuruh Bertha pegang tangan Christ yang diangkat di atas
kepalanya dan Danela meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja Christ teriak
kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan.
lalu Danela pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku
biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Danela dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut
saja sambil mulai mengikuti Danela meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai
meronta-ronta nggak mau diteruskan.
Aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya
pas di sudut tempat tidur kelihatan Bertha mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai
meronta dan berteriak-teriak
“Jangan…”,
lalu Danela menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja,
langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi
membuat aku cepat naik, waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya
menendang-nendang hingga aku kesulitan.
Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri
sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang
sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu.
Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak
meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan
lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya.
Sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai
mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Danela masih melumat bibir Christ sementara
Bertha melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi.
Setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ
kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan
mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Danela sudah nggak melumat bibirnya tadi.
Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik
T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra.
Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Danela membantu membukakan bra Christ tadi sementara Bertha
sudah melepaskan pegangan tangannya dan Bertha mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil
menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi ngerjain Christ dengan ganas.
Baca Juga Cerita Seks Ibu Sekdes
Lalu Danela ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil
kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan
Christ yang menambah nafsuku.
Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan
lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas
tapi masih tetap menggoyang pinggulnya.
Aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari
melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ
terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi.
Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Danela kembali ke
tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya.- Cerita Sex, Cerita Sex Dewasa, Cerita Bokep, Cerita Seks, Cerita Panas Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita Porno, Kisah Seks, Kisah Sex.